Senin, 21 Desember 2015

Dulu dibully, sekarang dipuji

Dibully ternyata tidak selalu berdampak buruk pada seseorang.Meskipun memang terkadang terdengar menyakitkan, susah melupakan bully-an yang diterima sampai bertahun-tahun lamanya namun hal itu bisa membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik, bahkan bisa membentuk mental seseorang menjadi lebih kuat.

Salah satu korban bully di dunia ini adalah aku, bahkan sudah sejak kecil aku menerima bully-an. Hal itu pun masih aku alami hingga aku beranjak dewasa.

Foto yang aku unggah adalah bentuk dari transformasi diriku. Foto wajahku yang berambut pendek itu adalah aku dimasa Sekolah Dasar, dimana aku adalah anak yang tomboy. Tidak bisa dipungkiri aku memang dari balita sudah diasuh oleh pengasuh dan kedua orang tuaku sangat sibuk waktu itu hingga aku terlihat seperti anak yang kurang perhatian. Hampir tiap hari beberapa teman SD ku (cowok) mengolok-olokku dengan sebutan kera sakti, wulu emas (dalam bahasa indonesia artinya bulu emas). Ya karena aku dari kecil memang sudah berbulu terutama ditangan dan kaki yang warnanya nampak keemasan, meskipun sebenarnya itu keturunan dari ibuku. Tak jarang juga orang-orang disekitar rumahku yang bilang " ibumu itu cantik, kok kamu bisa kumel ga terawat gini sih" , atau kadang juga "minta beliin pakaian orang tuamu napa, pakaianmu itu kumel, lusuh". Karena sifat tomboyku itu, aku pernah sempat menjadi atlet lari dan bisa bermain sepak bola bersama teman-teman cowokku.

Bully-an itu terus berlanjut sampai aku masuk SMP, dan sifat tomboyku masih melekat saat itu.Bisa dibilang, aku tidak punya teman, terlalu cuek dengan sekitar juga dengan penampilan.Teman-teman cewek satu kelasku mungkin malas berteman denganku, tidak ada manfaatnya pikirku.Disaat itu teman-teman seusiaku sudah mengenal kosmetik, memakai bedak, lipgloss, parfum dan pakai baju-baju yang cantik dan modis.Sedangkan aku masih berpenampilan mengenaskan dan sembarangan. Kemana mana pakai celana basket (kolor), baju udah pada kekecilan, cuci kering pake terus sampe warnanya pudar.Bully-an ku pun tidak berhenti sampai disitu. Aku selalu dibanding-bandingkan dengan ibuku yang terkenal cantik saat itu. Waktu itu aku cuma bisa diam dan berkata dalam hati "mungkin aku terlahir seperti ini".

Membahas masa remaja, tidak bisa lepas dari masa masa "naksir seseorang". Ya aku normal, aku suka sama cowok, tapi tidak jarang cowok meremehkan aku, ga dianggap, di jadikan bahan tertawaan, sudah biasa saat itu.Foto wajahku dengan rambut sebahu itu adalah masa SMPku.Ya, masih seperti itu.tidak banyak berubah.

Namun saat aku beranjak SMA, pikiranku mulai terbuka. Aku mulai merawat diri,memilih baju-baju yang lebih feminin, serta mengembangkan passionku saat itu. Bisa di bilang, masa ini adalah awal dari munculnya bakat yang sama sekali tidak pernah aku fikirkan. Aku cukup berprestasi di bidang bahasa inggris, seni, bahkan juga akademik.Semakin aku mencoba untuk berkembang, berproses, ternyata aku semakin tahu kalau ternyata Allah menitipkan beberapa bakat dalam diriku. Setelah aku kuliah, aku sempat mengembangkan bakatku di bidang seni seperti menjadi talent fotografi, menyanyi, pentas teater, dan aku juga aktif di kegiatan kampus seperti Ikut asosiasi fakultas, dan juga paduan suara.Diluar itu, aku pernah coba ikutan casting dan pernah beberapa kali shooting di acara / program di stasiun TV dan film layar lebar meski sebagai figuran.

Meski begitu, aku tetap bersyukur bahwa sesungguhnya semua bully-an itulah yang membuatku bisa menjadi seperti sekarang, tanpa rasa dendam, atau benci. Yang penting tetap selalu berpikir positif dan selalu melakukan yang terbaik yang kita bisa. Tapi jangan jadikan alasan ini untuk membully seseorang yah, masih ada cara yang lebih baik selain membully kok, dengan memberi perhatian, mensupport dan menginspirasi bisa membuat orang lain termotivasi untuk menjadi lebih baik.Begitu juga aku, diriku yang sekarang masih belum apa apa, belum menjadi siapa siapa.Semoga bermanfaat dan mari kita berproses !